Senin, 28 November 2011

Keajaiban Hati

٭               اِنَّ فِىجَسَدِابْنِ آدَمَ مُضْغَةً اِذَاصَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ اَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ                 ٭ 

     "Sesungguhnya dalam tubuh anak Adam terdapat segumpal daging, Apabila ia baik, baiklah                   seluruh tubuh, ia adalah hati"

     Inti dari Hadits di atas jelas adalah hati yang merupakan pemimpin tubuh, dan lainnya adalah rakyat.

     Hati ( al-qalbu ) bisa ditetapkan untuk dua arti. Pertama, daging yamg terdapat di dalam dada di sebelah kiri dan di dalam rongganya berisi darah hitam. Ia adalah sumber roh dan tempat tinggalnya. Daging dalam bentuk ini juga terdapat pada hewan dan orang mati.
     Kedua, ia adalah bisikan Rabbaniah Ruhaniah yang mempunyai suatu hubungan deengan daging ini. Bisikan inilah yang mengenal Allah Ta'ala dan memahami apa yang tak dapat dijangkau oleh khayalan dan angan-angan, itulah hakikat manusia dan dialah yang diseru. Makna ini ditunjuka oleh firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal." (QS. Qaaf:37)
   Ketahuilah bahwa kaitan bisikan ini dengan daging ini adalah kaitan yang tersamar, tidak dapat dijangkau dengan penjelasan, tetapi tergantung pada penyaksian. Hanyalah dapat dikatakan bahwa bisikan hati itu seperti raja sedangkan daging ini seperti gedung dan kerajaan, karena kalau hubungannya seperti halnya benda-benda, tentulah tidak bisa dikatakan, "Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah  membatasi antara manusia dan hatinya." (QS. Al-Anfaal: 24)
    Hati itu mempunyai dua tentara, yang satu terlihat dengan mata ia adalah tangan, kaki, mata dan anggota tubuh lainnya. Dan tentara lainnya terlihat dengan mata hati, yaitu sifat-sifat manusia. Dalilnya ialah hadits Nabi SAW : 
   "Sesungguhnya dalam tubuh anak Adam terdapat segumpal daging, Apabila ia baik, maka seluruh tubuh menjadi baik, dan ia adalah hati."  Hati harus menjadi pemimpin yang ditaati, sedang nafsu dan anggota badan lainnya mentaati perintah-perintah dan larangan-larangannya. jika tidak begitu dan dikuasai oleh syahwat, maka pemimpinnya menjadi bawahan dan keadaannya terbalik. maka rajapun menjadi tawanan yang ditundukan ditangan seekor anjing atau seorang musuh.
    Hati itu ibarat  cermin, karena selama ia jernih dari karat dan kotoran dapatlah dilihat padanya segala esuatu. Apabila karat  menutupinya dan tidak ada yang menggosoknya untuk menghilangkan karatnya, maka iapun diselimuti karat dan kotoran, lalu akhirnya mati. Itulah yang dimaksud dengan sabda Nabi SAW. "Sesungguhnya hati itu berkarat seperti besi yang berkarat."
      Ada yang bertanya, "Bagaimana membesihkannya ?"
      Beliau menjawab, "Mengingat mati dan membaca Al-Qur'an."

    Apabila kepemimpinan hati gagal seluruhnya, maka setan pun berkuasa dan sifat-sifat terpuji berubah menjadi tercela.
     Nabi SAW. bersabda, "Hati itu ada empat macam, yaitu hati yang terang seperti lampu, dan itulah hati orang mukmin, hati yang gelap dan terbalik, itulah hatii orang kafir, hati yang tertutup dan terikat pada tutupnya, itulah hati munafik, dan hati yang berlapis dimana terdapat iman dan sifat munafik."
     Allah Ta'ala berfirman:    
     "Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya." (QS. Al-A'raf: 201)
     Diberitakan bahwa penglihatan hati dan terangnya dapat terwujud dengan mengingat Allah dan ia bisa mengingat Allah dengan bertaqwa. Ketaqwaan adalah pintu untuk mengingat Allah dan zikir adalah pintu "kasyaf" sedang "kasyaf" adalah pintu keberuntungan terbesar.


dikutip dari Ikhya Ulumuddin 3 muharram 1433 by Al'abid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar